Jumat, 23 November 2012

Faham Dinamisme dalam Islam menurut Muhammad Iqbal

Pendahuluan


A.    Latar Belakang

http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2937079476096250566#editor/target=post;postID=3592894408443115511
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal merupakan sosok pemikir multi disiplin. Di dalam dirinya berhimpun kualitas kaliber internasional sebagai seorang sastrawan, negarawan, ahli hukum, pendidik, filosof dan mujtahid. Sebagai pemikir Muslim dalam arti yang sesungguhnya, Iqbal telah merintis upaya pemikiran ulang terhadap Islam demi kemajuan kaum muslimin. Islam sebagai way of life yang lengkap mengatur kehidupan manusia, ditantang untuk bisa mengantisipasi dan mengarahkan gerak dan perubahan tersebut agar sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, Islam dihadapkan kepada masalah signifikan, yaitu sanggupkah Islam memberi jawaban yang cermat dan akurat dalam mengantisipasi gerak dan perubahan ini?.

Iqbal tidaklah menetapkan suatu pandangan praktis dalam filsafatnya, namun ia berusaha mengubah cara pandang kaum muslimin yang selama ini terjebak dalam cara pandang yang statis dalam memandang dunia. Namun karena kehidupan manusia yang cenderung dinamis malah menjadikan umat Islam menjadi pembebek terhadap Bangsa Barat, dengan menanggalkan baju keislaman mereka. Dari sinilah Iqbal merekonstruksi paradigma kaum muslimin agar mampu hidup dalam dinamika kehidupan yang normal namun tetap dalam koridor sebagai seorang muslim yang mengabdi kepada Tuhannya. Ia berusaha untuk memajukan peradaban Islam secara ekonomi maupun spiritual dengan cara mengikuti gerak perkembangan zaman dan tanpa meninggalkan ciri khas ke-islamannya.

Mengenai Dinamisme Islam Muhammad Iqbal penulis akan mencoba menjelaskannya dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah

Dalam makalah ini yang akan membahas dinamisme islam penulis
mengakat beberapa permasalahan yang sekiranya perlu untuk dibahas, diantaranya:

1.      Bagaimana filosofi dan kerangka pemikiran Muahammad Iqbal mengenai Dinamisme Islam?
2.      Apakah tujuandari pemikiran Dinamisme menurut Iqbal?
3.      Bagaimanakah karakter seseorang yang befikir dinamis?
4.      Apresiasi apa yang perlu dilakukan mengenai pemikiran Iqbal?


 Pembahasan

A.                     Filosofi dan kerangka pemikiran Iqbal tentang Dinamisme dalm Islam

Berdasarkan penelitian terakhir, terungkap bahwa Muhammad Iqbal  lahir pada 9nopember 1877. Bukan 22 februari 1873 seperti yag kita kenal selama ini ia dilahirkan dari keturunan Brahim yang hidup di lembah Kashmir, meniggal dunia pada 21 april 1938. Untuk meneruskan study kemudian ia pergi ke Lahore dan belajar disana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Dikota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis, yang menurut keterangan, mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Ditahun 1905 ia pergi kenegara ini dan masuk ke Universitas Cambrige untuk mempelajari filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis doktoral yang dikemukakananya berjudul : the development of metaphisics in persia (perkembangan metafisika di Persia).2
           
Pekerjaannya adalah sebagai pengacara, dosen falsafat, penceramah di beberapa Universitas dan kemudian masuk di bidang politik 1930 dan menjagi Presiden Liga Muslim. Dalam usia 62 tahun ia meninggal pada di tahun 1938.3
Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain Iqbal adalah penyair dan filosof tapi pemikirannnya mengenai kemunduran dan kemajuan islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaharuan islam. Sama dengan pembaharu lain ia berpendapat bahwa kemunduran umat islam selama 500 tahun terakhir disebabkan oleh kebekuan dalam oemikiran. Hukum dalam islam telah sampai dalam keadaan statis. Kaum konservatif dalam islam berpendapat bahwa rasionalisme yang ditimbulkan golongan mu’tajilah akan membawa disintregrasi dan demikian bebahaya bagi kestabilan islam sebagai kesatuan politik. Untuk memelihara kesatuan itu kaum konservatif lari kesyari’at sebagai alat yang ampuh untuk membuat umat tunduk dan diam.
    

Sebab lain terletak pada pengaruh zuhud yang terdapat dalam ajaran tasawuf. Yang mementingkan zuhud. Perhatian harus dipusatkan pada tuhan dan alam di balik materi yang akhirnya membawa keadaan umat kurang mementingkan so’al kemasyarakatan dalam islam. Sebab terutama ialah hancurnya Baghdad sebagai pusat kemajuan umat Islam dipertengahan abad ke-13. Untuk mengalahkan disintegrasi yang lebih mendalam, kaum konseratif melihat bahwa perlu di pertahankan serta keseragaman hidup sosial dari seluruh umat, maka mereka menolak segala pembaharuan di bidang syari’at dan berpeganng teguh pada hukum-hukum yang telah di tentukan ulama dulu. Pintu ijtihad mereka tutup.
Muhammad Al-Bahiy, Pemikiran Islam Modern, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986),Menurut Iqbal hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis tetapi berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Pendapat bahwa pintu Ijtihad tidak tertutup di anut oleh Muhammad Abdul Wahhab. Islam pada hakekatnya dinamisme mengajarkan Dinamisme demikian pendapat Iqbal. Al-Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat dalam alam seperti matahari, bulan, pertukaran sian menjadi malam dan sebagainya. Orang yang tidak perduli dan tidak memperhatikan tanda-tanda akan tertinggal buta terhadap masa yang akan datang. 

Konsep Islam mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Kemajuan serta kemunduran di buat tuhan sislih berganti diantara bangsa-bangsa yang mendiami bumi ini mengandung arti dinamisme.

http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2937079476096250566#editor/target=post;postID=3592894408443115511
Muhammad Iqbal
Paham dinamisme Islam yang ditonjolkan inilah yaang membuat Iqbal mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan di India. Dalam syair-syairnya ia mendorong umat islam untukbergerak dan jangan tinggal diam. Intisari hidup adalah gerak, sedang hukum hidup ialah menciptakan, makaIqbal berseru pada umat Islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak sehingga ia menyebut bawa kafir yang aktif lebih baik dari pada muslim yang suka tidur.4

Dalam pembaharuannya Iqbal tidak berpendapat bahwa baratlah yang harus dijadikan model. Kapitalisme dan imperealisme barat tidak dapat ia terima. Barat dalam penilainnya banyak dipengaruhi oleh materialisme dan mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil umat Islam dari barat hanyalah ilmu pengetahuannya.5

Iqbal menulis kajian filsafat dalam bukunya dengan tema “The Philosophical Test of theRevelations of Religious Experience”. Dalam topic ini, tampak teori Iqbal tentang filsafat dalam bentuk teori dinamika. Pemikiran Iqbal ini didasari dari berbagai teori ilmu alam yang telah disampaikan oleh para tokoh dunia sebelumnya, seperti Einstein, Newton, dan sebagainya. Sehingga Iqbal berkesimpulan bahwa dunia (pemikiran) ini adalah dinamis.

Lebih lanjut Iqbal menjelaskan pentingnya arti dinamika dalam hidup. Tujuan akhir setiap manusia adalah hidup, keagungan, kekuatan dan kegairahan. Teori dinamika Iqbal ini diawali dengan kesadaran sendiri bahwa kita ini harus bangkit dari keterpurukan. Konsep sendiri inilah yang menjadi dasar teori dinamika Iqbal.6

B.     Tujuan Dinamisme Islam dalam pemikiran Muhammad Iqbal

Setelah mengetahui secara teori  pemikiran Iqbal mengenai dinamisme Islam maka dapat diambil pengertian bahwa beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pemikiran dinamisme Islam adalah:

1. Perubahan pemahaman terhadap alam atau kenyataan. Yaitu usaha mengembalikan pemahaman    itu kepada pemahaman umat Islam terdahulu, bahwa dunia ini lapangan usaha, gerak, dan pengetahuan manusia. Jadi, ia bukanlah suatu yang harus ditakuti atau dianggap buruk
2.    Pengungkapan beberapa prinsip-prinsip Islam yang semuanya merupakan faktor-faktor yang mendorong manusia bergerak dan berusaha di alam nyata ini.
3. mengubah pola pemikiran manusia dari statis kearah yang dinamis. 
4. Mengubah pemikiran umat Islam agar sesuai dengan perkembangan IPTEK dan falsafah modern agar Islam tidak ketinggalan zaman.
5. Mengubah pemikiran agar mau untuk membuka pintu Ijtihad, karena menurutnya pintu ijtihad tidak pernah akan tertutup.

Jadi Iqbal dengan gerakan reformasi pemikiran keagamaan dalam Islam itu, menginginkan kembalinya kejayaan bagi umat Islam. Kejayaan bukan lantaran mengikuti salah satu filsafat barat, tapi karena pemahaman yang benar tentang Islam seperti pemahaman orang-orang muslim pertama.
           
 Pemahaman yang benar tentang Islam, menurut Iqbal menjadikan alam materi dan alam nyata bukan suatu yang keji tapi sebagai lapangan perjuangan demi personalitas. Dengan alam yang realis itu maka kepribadian menjadi kuat, dengan perjuangan dalam dunia ini ia akan tetap eksis dan abadi. Jadi, keabadian personalitas menurut Iqbal adalah melalui perjuangan, dengan menundukkan segala rintangan bukan lari dari padanya.7

C.     Karakter Berfikir Dinamis

Beberapa karakter atau cara berfikir dinamis adalah sebagai berikut:
1.    Memilih fenomena berfikir yang kompleks
2.    Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skop pribadi yang luas.
3.    Dalam jugment-nya lebih mandiri
4.    Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self-assertive )
5.    Menolak supression sebagai komunisme kontrol

D.      Apresesiasi Terhadap Pemikiran Iqbal 

 Menurut hemat penulis pemikiran Muhammad Iqbal mengenaiDinamisme Islam yang mengarah pada perubahan pola berfikir  yang stagnan menuju pola berfikir dinamis mengikuti perkembangan zaman sangat urgen untuk dilakukan.

penulis mengapresiasi pemikiran Iqbal agar tetap dipertahankan dan dikembangkan untuk menjaga Image umat Islam dimata dunia. Menurut penulis hal ini perlu dilakukan agar umat Islam mampu bangkit dan maraih masa keemasan kembali sehingga terbebas dari berbagai penindasan baik secara pemikiran (ghozwul fikr) maupun fisik (material)

 Penutup

A.                 Kesimpulan

Beberapa abad umat Islam telah banyak mengalami kemunduran di berbagai bidang, menurut Iqbal hal ini terjadi karena ada pola berfikir yang salah dalam  berfikir umat Islam.  Iqbal muncul sebagai salah satu  sosok pembaharu pemikiran  dalam Islam.

Salah satu argumen yang dimunculkannya adalah mengenai dinamisme Islam berdasarkan teori dinamika yang mendorong umat islam untuk berfikir dinamis melakukan perubahan mengikuti perkembangan, berfikir terbuka dan mengubah  mind set yang telah terdoktrin bahwa  " pintu Ijtihad telah tertutup".

Tujuannya agar umat Islam mampu berfikir mengikuti perkembangan zaman (perkembangan IPTEK) dan berfkir dinamis. 




Catatan Kaki :

1Prof.DR. Ahmad Syafii Maarif dkk.Rekontruksi Pemikiran Agama dalam Islam.JALASUTRA,Ygyakarta.2002,hlm.13
2Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam.PT Bulan Bintang,Jakarta.2003,hlm.183
3Ibid,hlm. 183 
4 W.C. Smith. Modern Islam in India .lahore: Ashraf, 1930, hlm. 
1115Ibid,hlm.185
 6 W.C. Smith. Modern Islam in India .lahore: Ashraf, 1930, hlm. 264
7 Muhammad Al-Bahiy, Pemikiran Islam Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986, hal.264


Daftar Pustaka :

     Maarif Ahmad Syafii .Prof.DR. dkk.Rekontruksi Pemikiran Agama dalam Islam.JALASUTRA,Ygyakarta.2002.

                     Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam.PT Bulan Bintang,Jakarta.2003.

                     W.C. Smith. Modern Islam in India .lahore: Ashraf, 1930 

                     Muhammad Al-Bahiy, Pemikiran Islam Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar